Minggu, 18 Mei 2014

Rangkuman Buku Selamat Melayani Tuhan - Andar Ismail

Bagi yang sudah akrab dengan buku 'Seri Selamat' karya Pdt. Dr. Andar Ismail, mgkin sdh pernah membaca Selamat Melayani Tuhan. Ini adalah buku ke-7 yg di tulis pada tahun 1996.
Berikut saya tuliskan rangkuman buku ini.

Dalam buku ini Dr. Andar Ismail menguraikan pemahaman secara teori dan praktik tentang melayani. Buku ini  dimulai dengan uraian akan arti pelayanan, dasar pelayanan, visi dan misi sampai kepada bagaimana melakukan palayanan. Hal yang paling ditekankan adalah tentang bagaimana pelayanan itu dilakukan. Tokoh tentang pelayanan yang disorot adalah Yesus Kristus serta beberapa contoh pelayanan dalam surat-surat Paulus.

Apa arti melayani? Melayani diartikan dalam empat asal kata dalam bahasa Yunani yaitu diakoneo, duoleo, leitourgeo, latreuo. Keempat kata tersebut memiliki arti berbeda dalam konteks dan tujuan pelayanan, tapi sama-sama memiliki esensi bahwa pelayanan adalah mengabdi atau menghamba pada Tuhan dan orang lain. Hidup bukan untuk diri sendiri tapi untuk Tuhan dan sesama. Sehingga, melayani dapat berarti mengosongkan diri dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan Tuhan dan kepentingan orang lain. Melayani adalah sebuah dedikasi, tanggungjawab dan komitmen kepada Tuhan. Pengertian inilah yang akan dipakai dalam penyebutan ‘pelayan’ dan ‘melayani’ yang dimaksud dalam tulisan ini.

Siapakah yang dapat melayani? Jawabannya adalah setiap orang dapat dipakai Allah untuk melayani, karena setiap orang diberikan kharisma, hadiah dari Allah yang kita pakai untuk melayani Allah (1 Korintus 12:3). Setiap orang dapat melayani tanpa melihat kondisi fisik, keuangan dan usia. Dalam melayani tidak ada yang lebih tahu dan lebih penting, karena semuanya memiliki kharisma dan semua orang sama-sama mencari kehendak Allah untuk apa yang harus diperbuat dalam hidupnya. Bagi seorang pelayan itu sendiri, dibutuhkan Roh kesederhanaan. Roh yang tidak melihat dirinya sebagai yang terpenting, yang tidak memikirkan hal-hal penunjang pelayanan sebagai yang paling utama, tetapi isi dari pelayanan, itulah yang penting. Jika ada yang melayani maka ada yang dilayani. Dalam Matius 25:31-46, Yesus mengartikan pelayanan kepada orang lapar, haus dan orang yang membuthukan tumpangan serta pakaian sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan. Tuhan hadir dalam orang-orang membutuhkan pertolongan. Dalam hal ini maka siapa yang melayani maupun yang  dilayani menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika setiap orang  melayani maka setiap orang dilayani.

Melayani itu tidak berorientasi pada hasil tetapi proses. Proses itu menyangkut sikap terhadap tugas dan perilaku tugas, komitmen, kesetiaan, kebijaksanaan dan tanggungjawab. Bagaimana seorang pemimpin tidak angkuh dalam kedudukannya tetapi mau melayani yang ada di bawahnya, seperti Yesus yang mau membasuh kaki para murid. Seorang pelayan haruslah menunjukan teladan, menghilangkan pola pikir untuk kepentingan sendiri. Seorang pelayan harus dapat bekerja sama, dapat memimpin dirinya untuk merendahkan diri untuk melayani orang  lain.
Jika ingin melayani maka haruslah dipahami tuntutan yang ada. Begitu banyaknya tuntutan dalam melakukan pelayanan, maka setiap orang harus memiliki iman sebagai dasar pelayanan. Orang yang melayani harus memiliki ketenangan jiwa, yang diperoleh dari hubungan yang damai dengan Allah. Orang yang melayani harus mempercayakan diri kepada Allah, memiliki iman untuk mengandalkan Allah dan mengutamakan kepentingan Allah. Iman adalah dasar dan modal hidup dan pelayanan. Dengan demikian maka pelayanan yang  dilakukan berdasar pada misi Kristiani untuk membawa kedamaian dan sukacita bagi setiap orang.
Pelayan bukan saja terpusat pada sebutan untuk seorang Pendeta, tetapi orang awam juga merupakan seorang pelayan. Gereja menjadi wadah untuk melatih lakon setiap orang pada kehidupan di luar lingkungan Gereja, baik ketika berperan sebagai orang  tua, suami/istri, maupun pekerja. Pendeta memperlengkapi tugas warga Gereja, memberdayakan untuk menjalankan misi Kristiani dalam hidup sehari-hari. Gereja hadir dalam diri kamu awam. Seorang pelayan juga bukan berarti seorang bawahan. Seorang pemimpin juga menjadi seorang pelayan. Seorang pemimpin melayani dengan prinsip kepemimpinan yang benar. Melayani dan menjadi pemimpin pelayan (servant-leader). Pemimpin merendah dan melayani.

Pada prinsipnya, kehidupan yang kita dapatkan bukan untuk diri sendiri. Kita dipanggil untuk hidup bagi orang lain. Dalam melakukan pelayanan harus ada pemahaman tentang apa yang bisa kita lakukan, apa yang bisa kita berikan dalam kelebihan dan kekurangan kita. Lakukan apa yang dapat kita lakukan, memberi diri bagi orang lain untuk membantu, dan mengevaluasi pelayanan yang dilakukan. Melayani Tuhan terjadi bukan ketika seorang Pendeta berkhotbah saja, atau seorang diaken melakukan pelayanan meja, tetapi ketika seseorang, siapa saja, memberi makan kepada seorang anak yang kelaparan, memberi obat kepada seorang kakek di pinggir jalan. Tuhan hadir ada orang yang membutuhkan kehadiran kita. Oleh karena itu, pelayanan adalah sebuah keajaiban karena dengan kasih yang memberi, ada perut seorang anak yang kenyang dan menghadirkan air mata kebahagiaan.

Backpackeran ke Kuala Lumpur dan Singapura

Akhirnyaa,,setelah sekian lama, blog ini terfungsikan lagi :D

Kali ini aq mau bagikan cerita dan info secara umum ttg backpackeran dan bergembel2 ria di KL dan Sin tgl 28-31 Maret 2014, yg menghabiskan kira2 2,5juta rupiah (tiket PP dan biaya makan, dengan catatan ini BUKAN tiket promo, jd kemungkinan bisa lebih murah lagi).

♥Pembukaan ;)


Kenekatan ini dilakukan oleh 3 org wanita perkasa yg memulai pengalaman bpan perdana mereka, sebut saja Ika, Isti dan Ai (si penulis).
Salah satu dr mereka berniat 'merawanin' paspor sehingga dengan semangat membara, mereka mengecek jdwl libur (bukan cuti) dan menemukan secercah harapan ketika melihat kegagahan 31 Maret yg berwarna merah di kalender .
Pemesanan dan pembelian tiket pun dimulai (tak lupa mencari korban untuk pinjaman kartu kredit).

Penyelidikan Awal

  1. Pencarian difokuskan pada tiket pesawat saja, krn kami berencana nginap di bandara selama 3 malam petualangan kami :)
  2. Pencarian info tidur di bandara dicari di www.sleepinginairports.net
  3. Membaca banyak blog agar tau ttg t4 wisata, perkiraan biaya, jadwal dan sistem transportasi, dll.
  4. Estimasi biaya makan dan t4 tujuan.
  5. Informasi lain2, seperti jenis colokan listrik, peraturan umum di negara yang akan dikunjungi, kurs, layanan turis, keamanan, dan dan dan dan seteruuuusssnnyyyyaaa.


♥♥Isi
28 Maret 2014
Kami berangkat ke KL dengan penerbangan pukul 9 malam. Perjalanan memakan waktu sekitar 1jam45menit sehingga kami tiba di KLIA pukul 11:45 (GMT +8).
Setelah melewati beberapa kebingungan dan  berkeliling bandara bagai zombie yg panik karena digigit vampire (haishh!), kami pun melewati bagian immi dan memutuskan untuk tidur pada deretan kursi di area pengambilan bagasi (29 Maret 2014, pkl. 01.00)


29 Maret 2014
Jelajahi KL
Target: Petronas, Central Market/Petaling Street, Bukit Bintang sekalian Jalan Alor, Batu Caves.

Pkl 6 pagi kami segera naik bus (karena paling murah) menuju KL Sentral yg adalah stasiun pusat untuk berbagai transportasi di KL.

Karena Batu Caves adalah stasiun paling ujung, kami memutuskan BC sebagai tujuan pertama. Setelah cukup lama di BC (walapun sudah buru2), kami menuju ke KLS lg untk membeli tiket ke Petronas. Dri Petronas kami lgsung turun di Pasar Seni dan berjalan kaki 3 menit ke Central Market untuk belanja oleh2.
Demi mengejar pesawat Tiger Ways yg brgkat dr LCCT pkl 9 malam (check in minimal pkl 7 malam), kami membatalkan perjalanan yg tersisa di jdwl dan segera kmbli ke KLS pkl 4.30 sore.

Evaluasi:
Terlaksana: Petronas, Central Market, Batu Caves

Gagal: Bukit Bintang +jalan Alor

Sebab:

  1. Waktunya tidak cukup karena harus segera ke LCCT untuk penerbangan ke Sin.
  2. Menjelajahi Batu Caves cukup menyita tenaga dan waktu.
  3. Train yg digunakan di KL ada beberapa macam sehingga kita harus balik ke KL Sentral dulu untuk perjalanan ke t4 yg lain, itu cukup menyita waktu.
Usul (tidak asal):
  1. Jika ingin berkeliling dengan santai, tmbhkan waktu kunjungan.
  2. Buat jadwal dengan tertib.
  3. Pastikan tubuh dalam keadaan sehat, gunakan alas kaki yg nyaman agar menikmati petualangan, terutama jika hendak menelusuri Batu Caves.
  4. Kereta ke Sin brgkt pkl 11 malam dr KLS. Jadi, sebaiknya gunakan kereta saja jika ingin lebih puas menyusuri KL dalam 1 hari.


Penerbangan dr LCCT-Changi memakan waktu 1jam yg bercitarasa 2 jam karena waktu serasa melambat akibat turbulensi dan kepanikan pramugari yg membuat pesawat sekejap menjadi gereja, masjid, kuil dan wihara.semua orang berdoa. *amin.

Malam 29 Maret 2014, kami gagal tidur di bandara Changi karena kami bukan penumpang transit. Satu lagi daftar kegagalan hari ini =) 
Namun, sepertinya efek doa dipesawat tadi belum berakhir, melalui akses internet super cepat di Changi, kami bisa melakukan online booking dan dengan bangga bisa melewati bagian immi..*fiuhh!

Perhatian:
  1. Fasilitas resmi tidur di bandara hanya disediakan bagi penumpang yg transit dgn wktu maximal 5 jam.
  2. Immi Singapura sangat ketat. Setiap org yg berkunjung diwajibkan mengisi formulir yg sangat detail ttg kedatangan, termasuk alamat t4 menginap selama di Singapura.
  3. Kertas kecil yg disobek dari formulir kedatangan itu jangan dibuang! Akan diminta saat akan meninggalkan Sin.

30 Maret 2014
Target: Keliling Sentosa Island, Merlion, Bugis Street, Orchard Rd.

Kami berangkat dr hostel pukul 10 pagi setelah melahap roti gratis dan bebas ambil yg disediakan hostel :D 
Kami segera naik MRT menuju Sentosa. Setelah puas di Sentosa, kami menuju Merlion (naik bis dr Bugis Street), kembali lagi ke Bugis untuk belanja dan makan malam di Bugis Junction pada pukul 8 malam. Kami kemudian berburu MRT menuju Changi (kereta terakhir pukul 10 malam)

Karena penerbangan jam 6 pg, kami menginap di bandara. Ternyata di terminal 2 keberangkatan ini, tidur di sini tidak dilarang, walaupun tidak diizinkan secara resmi. Kami tidur dgn gaya duduk di coffee bean and tea leaf, karena lapak di burger king telah penuh terisi. 
Untuk melakukan hal ini, 'rasa sungkan' harap disisipkan di laci ransel yg paling dalam agar nyenyak tidurnya,hahaha.

Evaluasi:
Terlaksana: Sentosa, Merlion, Bugis Street

Gagal: tidur di bandara pd 29 Maret 2014, foto di Orchard Rd.
(Niat ke Orchard cuma buat foto doang di papan jalannya jd g bgtu kecewa,hahaha)

Sebab:
  1. Kurang survey dr internet.

Usul lagi:
  1. Wajib memiliki alamat tujuan t4 tinggal selama di Sin jika melewati bagian immi.
  2. Singapura cukup panas dan air mineral kemasannya mahal (20ribu rupiah). Sebaiknya, bawa botol minum dan isi dengan air mineral di bandara atau hostel.
  3. Jika tidak membeli tourist day pass dan sejenisnya, sediakan uang pecahan kecil untuk memudahkan transaksi terutama saat naik bus karena supir bus tidak menyediakan uang kembalian.

31 Maret 2014
Check in di buka 3-4 jam sebelum. Kami segera check in pkl 3 pagi.
Ruangan menuju rg tunggu sangat nyaman untk tidur, karena karpetnya tebal, disediakan kursi malas, dan mendekati rg tggu, ada kursi pijat. So,,,,check in lah sesegera mungkin,lumayan,hehehe.

♥♥♥Kesimpulan dan Penutup
KL dan Sin adalah negara dengan sistem transportasi yg sangat baik sehingga memudahkan setiap pengunjung untuk berjelajah, sekalipun itu adalah kunjungan pertama.
Jadi, bg tmn2 yg ingin bp perdana, sebaiknya mengunjungi negara2 yg jelas dan baik sstm trnspotasinya seperti KL dan Sin.
Terbukti, kami g pernah nyasar selama di sana :D

Terimakasih telah membaca.
Bagi yg ingin memulai debut sebagai backpacker, sebaiknya rajin membuka inet dan membaca blog dr teman2 yg sudah melakukan perjalanan ke t4 yg dituju, dan silahkan bergabung dengan tmn2 BPI di www.backpackerindonesia.com

Terimakasih juga untk bloger2 dan bp mania untuk tulisan2nya yg sangat membantu.

Ketagihan untuk jalan2 nih :D


■Blablabla....

Kira2 rincian perjalanannya sbb:
Jkt-KL: 500.000;
KL-Sin: 130.000;
Sin-Jkt: 560.000
A. Tax Cgk-KL: 150.000

Makan 3× di KL: 80.000
Makan 2x di Sin: 270.000

Transportasi di KL: 120.000
Transportasi di Sin: 100.000




Cheers,
Juliwell